Namaku Accung, pria 23 tahun. Awal kejadiannya adalah bulan desember 2011
kemaren. Saya adalah mahasiswa pts di kota Yogya, karena terdesak dengan
banyaknya kebutuhan hidup maka setiap sore sampai malam saya bekerja sebagai
tukang ojek di daerah terminal. Seperti biasanya-hari itu adalah senin malam-
sekitar jam 19.00 wib saya masih nongkrong di pos ojek menunggu penumpang.
Malam itu sepi karena banyak teman yang tidak berangkat mungkin disebabkan sejak jam 5 sore tadi hujan mengguyur kota ini. Hanya kami bertiga yang masih bertengger di pos ojek sambil main kartu untuk membunuh waktu.
Malam itu sepi karena banyak teman yang tidak berangkat mungkin disebabkan sejak jam 5 sore tadi hujan mengguyur kota ini. Hanya kami bertiga yang masih bertengger di pos ojek sambil main kartu untuk membunuh waktu.
Saat itu aku sudah jenuh, dan aku kalah mainnya, aturannya yang menang akan
menarik penumpang duluan. Setelah kelewat sepuluh menit kami main kartu, dari
arah magelang datang sebuah bus malam yang menurunkan banyak penumpang. Ada dua
orang yang datang ke arah kami dan tentulah mereka adalah penumpang. Sejurus
kemudian kedua temanku sudah meninggalkan aku sendirian di pos. Yaah aku tidak
dapat duit nih hari ini. Kemudian aku putuskan untuk pulang saja karena memang
hujan tidak bersahabat, tentu para penumpang lebih suka naik taksi yang lebih
nyaman.
Saat aku starter motor aku lihat seorang perempuan muda 30-an tahun
mungkin tengah menunggu taksi ataupun hujan reda. Kemudian saat aku lewat
didepannya aku menawarkan tumpangan.
"Ojek mbak?". Perempuan itu tampak ragu-ragu, lantas melihat ke arahku.
"Ke jetis berapa?"
"Tujuh ribu mbak!" tak kusangka Mbak itu mau juga aku tawarin.
"Mmm baiklah, ada jas hujannya tho?"
"Iya mbak, tapi cuma satu, nanti dibelakang khan nggak kena hujan"
kataku meyakinkannya, padahal dia sudah basah kuyup oleh hujan. Tubuhnya yang
aduhai cukup terlihat dengan seksi, wah aku yang beruntung nih dibandingkan
teman-temanku tadi.
Dibawah hujan rintik, aku sempat berpikir bila
dia bukan penumpangku, wah pasti udah kugoda nih, tiba-tiba dia merapatkan
dadanya dipunggungku.
"Siapa namamu?"
"Accung" jawabku sambil bertanya juga siapa namanya, dan ternyata dia
bernama Dewi. Tak terasa ternyata sudah sampai didepan rumahnya.
"Kamu mampir dulu, Cung, ntar Mbak buatkan kopi penghangat tubuh, sambil nunggu
hujan reda" kata Dewi
"Makasih mbak, baiklah!" kataku sambil berpikir betapa beruntungnya
aku. Aku masuk rumah mengikuti Dewi dan duduk di bangku kayu.
"Nih handuknya, dan diminum kopinya yaa" Dewi melirik kearahku yang
basah kuyup.
Kulihat tubuhnya hanya dibalut baju piyama dan rambutnya masih
diikat dengan handuk. Dadanya terlihat menonjol besar sekali, wah pasti enak
nih, aku meliriknya. Beberapa menit kemudian muncul seorang perempuan lagi
sambil menggendong seorang anak yang katanya berumur 13 bulan, dan mengenalkan
diri sebagai Emmy, adik Dewi. Bayi dalam gendongannya sudah tertidur, dan Emmy pamitan menidurkan anaknya.
"Kamu nginap disini saja, Cung, hujan malah tambah deras" kata Dewi
lagi.
Wah, tawaran yang aku tunggu nih, aku segera memasukkan motorku ke garasi dan
bergegas kembali kedalam sambil mengeringkan tubuhku. Aku menuju ruang TV
tempat Dewi menikmati secangkir kopinya. Setelah tahu aku datang, dia
memberikan baju piyama kepadaku.
"Aku ganti dimana nih?" aku bertanya.
"Tuh dikamarku saja" jawab Dewi sambil menunjuk pintu kamar. Aku
bergegas masuk kamar, kemudian melucuti semua baju basahku dan memakai piyama
itu. Tanpa kusadari ternyata Dewi sudah berada di belakangku sambil memeluk
aku. Aku berbalik, dadaku bergetar melihat dia membuka tali piyamanya.
"Kenapa Cung, takut yaa?"katanya sambil mendekat kearahku terus
berjongkok didepanku. kulihat dadanya lumayan besar dan membuat big penisku
tegak berdiri.
"Woow, gedhe banget!!" kata Dewi manja sambil mengusap zakarku
pelan-pelan.
Dan dikulumnya penisku masuk kedalam mulutnya yang mungil. Kurasakan sensasi
yang luar biasa. Terus dikocoknya kemaluanku, pelan-pelan penuh perasaan,
kayaknya Dewi sudah mahir sekali. Kutarik bajunya hingga kami benar-benar
telanjang dan kugendong tubuh Dewi ke ranjang dan kuletakkan di sudutnya. Kukulum
bibirnya, dia membalas dengan napas memburu. Kuremas dadanya, payudara yang
besar, halus dan kuning itu segera kulumat.
"Mmmhh,..nikmat sekali Wi,.."
"Teruuss,..Cunggg"
Tanganku terus mengerayangi kemaluan Dewi yang sudah basah. Terus kujilati
kelentitnya yang hangat, aku jambak rambut kemaluannya, Dewi menjerit sambil
mengeluarkan cairan bening ke mulutku, dia menggelinjang dan kemudian orgasme. Terus
kujilati cairan itu sampai habis, sesekali kusentil kelentitnya dengan lidahku.
"Cung,..masukkan penismu, pleasee" kata Dewi sambil merem melek.
Langsung saja aku dekatkan batang kemaluanku ke arah lubang senggamanya,
kumasukkan kepalanya sedikit, dewi tidak tahan lantas menaikkan pinggulnya dan
tanpa terhalang-halangi penisku masuk ke dalam vaginanya. aku tusukkan
pelan-pelan penisku karena ukurannya terlalu besar bagi vagina dewi.
"Teruuss yang kencangg Cuunggg"
"Ahh ahh uuhh" kutusuk lebih keras, hingga berbunyi "Sluugg....Sluugg". sambil kuremas payudaranya yang sudah mengeras putingnya.
Gerakkanku semakin kesetanan, melihat Dewi merem melek sambil mendesah. Lebih
dari setengah jam aku dalam posisi tradisional seperti itu, kulihat Dewi sudah
lemas sekali, dia sudah berkali-kali orgasme.
"Wi, aku buang didalam yaa" kataku sambil mengocok penisku terus di
dalam vaginanya
"Mmhh, terrseraahhh" kata Dewi sudah tidak jelas lagi dan croot croott,
aku semburkan lahar panas ke dalam vaginanya, Dewipun kemudian lemas dan mungkin malah
setengah pingsan. Kemudian kucabut penisku dan berbaring disampingnya.
Kupeluk Dewi yang kecapaian, ditambah harus
melawan penisku yang sudah cukup terkenal dikalangan cewek teman-temanku.
"Aku tidur dulu Cung, capek!, besok pagi bangunkan aku yaa" kata Dewi
lagi.
Aku bangun, sambil mengenakan piyama lagi dan menuju keruang TV, aku baru tidak
ingin tidur cepat nih, karena masih pukul 23.30 wib. Kulihat Emmy masih duduk
didepan TV.
"Acaranya bagus My?" tanyaku berbasa-basi.
"Wah jelek nih, pusing jadinya.."katanya sekenanya.
"Tolong dong Cung, ganti VCD saja, tuh didepan banyak VCD" kata Emmy lagi.
Dengan malas aku meraih VCD dan menghidupkan playernya, kusetel saja sebuah VCD
tanpa gambar sampul disitu. Setelah hidup akupun berbalik kearah Emmy sambil
duduk di sofa, disampingnya. Aku kaget ketika kulihat dilayar sebuah aksi yang
sangat mendebarkan, seorang laki-laki yang bersenggama dengan empat cewek!
wah?!
"Kamu suka kayak gitu ya Emmy?" kataku menggoda. Emmy hanya tersenyum
sambil berbisik kearahku.
"Ayo puaskan aku seperti kakakku tadi, aku tahu apa yang kau lakukan"
Emmy melucuti pakaiannya, dan menarik tali tali piyamaku. Burungku yang dari
tadi sudah tegak dapat dilihat langsung oleh Emmy. Langsung saja Emmy meraup
mulutku dan kami berciuman diatas sofa.
Bibir Emmy melumat bibirku. Keliatan sekali
dia sangat bernafsu, mungkin dia sudah lama tidak pernah melakukannya. Kuangkat
tubuhnya hingga dadanya ada didepan hidungku, kumasukkan putingnya kemulutku,
kukulum, dan mmnnhh ternyata keluar air susunya.
"Wah, kamu ada susunya yaa?"kataku sambil terus meneguk susu tawar
itu, maklum aku kehausan karena sudah 'bermain' dengan kakaknya.
"Iya, kamu habisin juga gak apa-apa, toh anakku sudah bobo
sekarang!!?" aku semakin bersemangat.
Kuhirup susu segar itu langsung dari pabriknya, belum pernah lagi aku merasakan
hal ini, wah asyik sekali. Emmy terus menggelinjang sambil menggosok-gosokkan
vaginanya ke penisku yang sudah tegak penuh.
Vaginanya memang sudah sangat basah, aku maklum saja.
"Cung, aku ingin langsung saja, kamu diam disitu, biar Emmy saja
yang,.." Emmy terus berceloteh sambil memutar tubuhnya membelakangiku dan
menghadap TV, didudukinya kemaluanku yang tegak berdiri keatas.
"Ahh, aauu" bless tanpa hambatan burungku segera bersarang ke
vaginanya.
Dengan brutal, seperti orang kelaparan, Emmy menggenjot tubuhnya, hingga penisku
keluar masuk dan mengesek dinding vaginanya. Dari pantulan kaca kulihat buah
dada Emmy naik turun dengan cepat. Terus kuraih saja dan kupilin-pilin,
tiba-tiba tanganku sudah basah dengan air susu yang banyak keluar dari
toketnya,..
"Mmhh,..terus, Emmy" desisku
Emmy terus menggoyang sambil sesekali mendongak keatas hingga rambutnya menyabet
wajahku.
"Ahh,..teruss" aku kenikmatan sambil meremas-remas payudaranya.
Setelah lima belas menit kemudian aku tak kuat lagi, kusemprotkan air maniku
keatas, membasahi dinding vaginanya yang hangat,..
"Ahh.." Emmy berhenti kecapaian, aku juga sangat kecapaian.
"Maafkan aku My, aku mungkin belum bisa memuaskan kamu, tapi besok lagi,
pasti kamu kubuat pingsan" kataku cepat sambil memeluknya.
"Aduh Cung, jangan salah, walau kamu diam tadi, aku malah dapat orgasme
berkali-kali, kamu hebat!" kata Emmy.
Dia memelukku sambil mengusap-usap alat kelaminku yang masih basah oleh mani,
kemudian dia mendekatkan wajahnya dan menjilati mani yang tersisa dibatang penisku sampai habis.
Begitulah cerita singkatku, sebagai tukang ojek yang sangat beruntung malam
itu. kejadian itu berulang terus seminggu dua kali, tiap kali Emmy ataupun Dewi
membutuhkan kehangatanku, aku segera datang memenuhinya, hingga saat ini.
Bahkan sejak satu setengah bulan yang lalu, aku tinggal dirumah itu sambil
menggarap skripsi disana. Dan tentunya menjadi teman ranjang mereka berdua.
Namun yang membuat aku gundah sekarang, Dewi yang berusia 31 tahun hamil 4
bulan sejak januari 2012 kemaren, dan aku tahu pasti itu karena ulahku. Aku
berencana menikahinya, karena dia sudah sangat baik padaku dan
membiayai kuliah dan hidupku.
0 komentar:
Posting Komentar